Saturday, October 27, 2018
Rumah
Tuan
Engkau nyaris terasa bagaikan rumah idamanku
Mungkin kesepian memancingku 'tuk mencarimu
Kebaikan hatimu sempat mencanduku
Nyatanya rumahku bukanlah sosokmu
Aku nyaris lupakan arti rumah sesungguhnya
Aku hanyut dalam kehangatanmu
Engkau kiranya hanyalah persinggahan
Tiada kekal melainkan berpondasi pelaminan-
nantinya, mungkin
Rumahku merindukanku
Mereka, orang tuaku
Maaf, ayah, ibu
Aku sempat tersesat
Aku akan pulang sekarang
Aku akan rawat rumahku sepenuh hati
Hingga hari di mana kutemukan rumah keduaku-
setelah kalian
Labels:
Hurt/Comfort,
Poem
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment